Batu bara // Kompasnusa2.com- Sebagian masyarakat Batu Bara mungkin sudah mengenal Al Asari Al Pagurawaniun sebagai tokoh muda energik di bidang keagamaan dari kalangan kader Alwasliyah.
Ormas ini terbukti sukses membangun komunitas keagamaan terbesar di Batu Bara bahkan di Sumatera Utara, dengan sejumlah anggotanya berhasil menjadi senator (DPD RI) yang mewakili Sumatera Utara. Meskipun Alwasliyah bukan ormas yang berafiliasi politik, namun partisipasi politik diperlukan untuk memajukan ormas ini di bidang pemerintahan.
Jika kali ini salah satu kader Alwasliyah Kabupaten Batubara, seperti Al Asari Al Pagurawaniun, juga ketua Alwasliyah saat ini, mencalonkan diri sebagai salah satu kandidat Bupati Batu Bara, ini bukanlah sebuah coba-coba untuk mencari perhatian.
Namun, hal ini merupakan ijtihad ormas tersebut untuk berkontribusi membangun keseimbangan antara dunia dan akhirat sebagai bagian dari pemerintahan 2024 di Kabupaten Batu Bara. Al Asari, yang pernah menjadi anggota DPRD Batu Bara, memiliki modal pengetahuan untuk menghadapi dinamika politik lokal dan membangun popularitas serta elektabilitas yang dibutuhkan untuk bertarung dalam pilkada.
Namun, persoalannya adalah apakah Al Asari mampu mengembangkan basis politiknya dan membangun kesadaran kolektif masyarakat Batu Bara untuk mendapatkan dukungan yang terstruktur dan masif? Komunikasi politik yang efektif ke berbagai simpul kekuatan masyarakat Batu Bara akan menjadi ukuran seberapa kuat Al Asari dan timnya meyakinkan publik bahwa dia layak didukung sebagai perwakilan kekuatan politik masyarakat dalam pilkada kali ini.
Tidak mudah bagi seorang pendatang baru untuk meyakinkan masyarakat tanpa kerja keras. Oleh karena itu, Al Asari harus dapat membangun pola baru yang lebih sehat dan menggembirakan bagi para pendukungnya, serta menjauhkan diri dari praktik politik transaksional yang tidak sesuai dengan etika demokrasi.
Dengan latar belakang dari ormas besar Alwasliyah di Batu Bara, Al Asari memiliki momentum yang terus dibangun secara kolektif untuk menggerakkan kekuatan ormas tersebut sebagai alat negosiasi dan transaksi untuk kemaslahatan masyarakat. Publik akan menunggu bagaimana Al Asari memanfaatkan celah politik ini dengan kepiawaian dan keberanian yang dimilikinya.Tanggal 6 Mei 2024.
(Madan)