Pasang Iklan Anda Disini
IMG-20241219-WA0073-262x300
Example floating
Example floating
Deli SerdangNasionalSosial

Mengatasi Stigma dan Diskriminasi dalam Penanggulangan HIV, Peran Komunitas dan Media di Deli Serdang

38
×

Mengatasi Stigma dan Diskriminasi dalam Penanggulangan HIV, Peran Komunitas dan Media di Deli Serdang

Sebarkan artikel ini
Example 468x60
Suasana diskusi Mengatasi Stigma dan Diskriminasi dalam Penanggulangan HIV, Peran Komunitas dan Media di Deli Serdang di Thongs Inn 


FORMAPPEL- RI
1714281020270
FORMAPPEL - RI

Deli Serdang // Kompasnusa2.com- Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Sumatera Utara mengadakan kegiatan Quarterly Multi-Stakeholders Meeting yang bertujuan untuk memonitoring seluruh komoditas HIV, mengurangi stigma, diskriminasi, dan kekerasan, serta mengevaluasi undang-undang dan peraturan yang mempengaruhi respons terhadap HIV.

 Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 17 Mei 2024 di Thongs Inn Hotel and Convention Hall, Deli Serdang, dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan.

Pendekatan Community-led Monitoring

Community-led monitoring (CLM) adalah pendekatan yang menempatkan komunitas sebagai pusat dari respons HIV. Pendekatan ini diyakini secara global dapat meningkatkan kualitas layanan bagi populasi kunci dan ODHIV melalui keterlibatan mereka yang berarti dalam umpan balik program. 

Antono dari PKBI Sumatera Utara, sebagai Sub Sub Recipient (SSR), bekerja sama dengan Indonesia AIDS Coalition (IAC) sebagai Principal Recipient (PR) dan PKBI DKI Jakarta sebagai Sub Recipient (SR), telah melaksanakan program Female Sex Worker – Community System Strengthening Human Rights (CSSHR) dengan pendekatan ini.

CLM di Deli Serdang bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang kondusif dan membangun mekanisme monitoring dan evaluasi yang berkesinambungan berbasis komunitas. 

Baca https://www.kompasnusa2.com/2024/05/dishub-sumut-sosialisasi-pentingnya.html

Implementasi ini tidak hanya memantau stok antiretroviral (ARV) tetapi juga seluruh komoditas HIV, stigma, diskriminasi, kekerasan, serta undang-undang dan peraturan yang mempengaruhi upaya respons HIV.

Kegiatan ini dilatarbelakangi oleh komitmen untuk mendukung Pemerintah Indonesia dalam mengakhiri AIDS pada tahun 2030, sesuai dengan target SDG, RPJMN, RENSTRA, 95-95-95, dan Three Zero. 

Target global 95-95-95 bertujuan agar setidaknya 95% orang yang hidup dengan HIV mengetahui status mereka, 95% dari mereka mendapatkan pengobatan, dan 95% dari mereka yang menjalani pengobatan mengalami penekanan virus. 

Namun, laporan Kementerian Kesehatan hingga kuartal pertama tahun 2021 menunjukkan bahwa hanya 70% orang yang hidup dengan HIV di Indonesia mengetahui status mereka, 39,6% menjalani terapi antiretroviral, dan 32,4% mengalami penekanan virus.

Dengan adanya 68.508 kasus Lost to Follow Up, pendekatan CLM yang menempatkan komunitas sebagai pusat dari respon HIV menjadi semakin relevan.

Baca https://www.kompasnusa2.com/2024/05/dr-aci-tambunan-dorong-koni-pagar.html

 Sejak tahun 2016, IAC telah melaksanakan CLM dengan berbagai metode, indikator, dan penyempurnaan mekanisme pelaporan. CLM menyediakan data yang dapat membantu mengoptimalkan program melalui pelibatan berbasis komunitas secara terstruktur, dengan menggunakan data berbasis bukti untuk advokasi kebijakan.

Maksud dan Tujuan:

1. Mengkoordinasikan isu yang berkembang di setiap district.

2. Mengupdate informasi terkait swakelola tipe 3.

3. Memberikan rekomendasi berbasis CLM untuk memperbaiki situasi di tingkat daerah.

4. Berkoordinasi dan berkolaborasi untuk mengatasi isu-isu krusial.

Hasil yang Diharapkan:

1. Mengidentifikasi isu yang berkembang di setiap district.

2. Memperkenalkan konsep swakelola tipe 3 kepada pemangku kepentingan.

3. Mendapatkan rekomendasi berbasis CLM untuk memperbaiki situasi di tingkat daerah.

4. Memfasilitasi kolaborasi untuk mengatasi isu-isu krusial.

Partisipasi dan Kolaborasi:

Hadir dalam kegiatan ini perwakilan dari berbagai dinas di Deli Serdang seperti UPT PPA, DP3AP2KB, Bappedalitbang, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, komunitas Task Force, Yayasan Medan Plus, dan LPA Deli Serdang.

Baca https://www.kompasnusa2.com/2024/05/rio-lubis-antar-surat-tanggapan-dan.html

 PKBI melalui Antono berharap target pemusnahan virus HIV dapat terwujud dengan adanya campur tangan pemerintah khususnya di Deli Serdang.

Antono dan komunitas lainnya siap sukarela berbaur dengan program pemerintah Deli Serdang untuk mengkampanyekan kesadaran akan bahaya HIV kepada kaum muda, khususnya di sekolah tingkat atas yang rentan dengan pergaulan bebas.

 Dengan upaya ini, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran, mengurangi stigma dan diskriminasi, serta mendukung upaya penanggulangan HIV/AIDS secara komprehensif di Deli Serdang.

Kegiatan Quarterly Multi-Stakeholders Meeting oleh PKBI Sumatera Utara adalah langkah konkret dalam merespons tantangan HIV/AIDS di Deli Serdang.

 Melalui kolaborasi yang erat antara komunitas, pemerintah, dan media, serta dengan pendekatan CLM yang berbasis komunitas, diharapkan upaya ini dapat menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan kondusif bagi ODHIV dan populasi kunci lainnya. Ini adalah bagian dari komitmen bersama untuk mencapai target nasional 95-95-95 dan mengakhiri epidemi AIDS pada tahun 2030.

( Rio)

Example 120x600
IMG-20241211-WA0137

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

sertifikat apresiasi

SERTIFIKAT-RIO-SYAHDIAN-LUBIS

Video