Jejak Sejarah yang Tersisa: Kisah Keluarga Pejuang dan Warisan Budaya di Lubuk Pakam
Part 1.
Sejarah lokal sering kali terabaikan, tetapi kisah dari Taufik Rahman, warga asli Lubuk Pakam, membuka tabir perjalanan panjang Deli Serdang yang penuh cerita perjuangan, kebudayaan, dan warisan leluhur.
Lubuk Pakam, Pusat Sejarah yang Terpecah
Taufik Rahman memulai cerita dengan menggambarkan bagaimana dahulu Kecamatan Lubuk Pakam mencakup wilayah yang kini menjadi Kecamatan Pagar Merbau, Beringin, dan Pantai Labu.
Sungai yang dulu menjadi jalur transportasi hingga ke Pantai Labu kini menjadi kenangan.
“Saat itu, nenek saya sering menceritakan bahwa untuk pergi ke Pantai Labu, mereka menaiki buaya putih melalui sungai,” kata Taufik Rahman.
Warisan Leluhur yang Berharga
Lubuk Pakam menyimpan banyak warisan leluhur, salah satunya tanah yang kini menjadi Cadika Hall, yang menurut Taufik merupakan pemberian keluarga neneknya kepada Pemkab Deli Serdang.
Rumah peninggalan keluarga besar Abdul Hamid, ayah nenek Taufik, yang dahulu menjadi penghulu pekan, masih berada di Jalan Thamrin Gang Keluarga.
Rumah panggung tersebut menjadi simbol kehidupan masa lalu.
Sejarah Jalan Tengku Raja Muda
Jalan Tengku Raja Muda di Lubuk Pakam memiliki cerita tersendiri. Menurut Taufik, jalan tersebut dinamai untuk mengenang pamannya Sultan Serdang, Almarhum Tuanku Tengku Raja Muda, yang berjasa membawa suku Melayu ke Lubuk Pakam. “Suku asli Lubuk Pakam sebenarnya bukan Melayu,” tambah Taufik.
Tugu Pejuang dan Nilai yang Terlupakan
Taufik juga menyoroti Tugu Pejuang di Taman Makam Pahlawan yang sering kali dianggap sepele.
Padahal, tugu tersebut adalah hasil kerja keras sembilan pejuang Angkatan ’66, termasuk Wak Taufik yang menjadi salah satu penggagasnya.
“Saat itu, nenek saya adalah salah satu pendukung perjuangan. Beliau memasak makanan untuk para pejuang di medan perang,” ungkapnya.
Menjaga Warisan Sejarah Lokal
Dalam percakapannya, Taufik menyampaikan keprihatinan terhadap aset sejarah yang terlupakan.
Ia juga mengungkapkan keinginannya untuk menggali lebih banyak cerita dari leluhurnya yang telah tiada.
“Saya sangat suka cerita sejarah, tetapi sayangnya Wak yang terakhir hidup sudah meninggal.
Seandainya beliau masih ada, saya ingin menggali lebih banyak cerita darinya,” ujar Taufik.
Sejarah lokal, seperti yang disampaikan oleh Taufik Rahman, adalah warisan berharga yang tidak hanya memberikan identitas kepada masyarakat tetapi juga menjadi pengingat atas perjuangan dan pengorbanan para leluhur.
Artikel ini dapat menjadi pengingat bagi masyarakat dan pemerintah setempat untuk lebih peduli terhadap pelestarian sejarah dan aset budaya yang tersisa.