Langkat-Formappel.com|| Kondisi memprihatinkan menimpa siswa-siswi SDN 0574627 Adnin Tengah, Kecamatan Salapian, Kabupaten Langkat, yang setiap harinya harus belajar di lantai beralaskan tikar karena keterbatasan fasilitas.
Sekolah yang telah berdiri puluhan tahun ini menghadapi kerusakan serius, termasuk jendela yang pecah, plafon yang hampir runtuh, dan tiang bendera yang tidak terpasang.
Meski Kabupaten Langkat dikenal dengan kekayaan sumber daya alamnya, kisah pilu dari anak-anak Desa Adnin Tengah menunjukkan betapa sulitnya akses terhadap fasilitas pendidikan yang layak.
Kondisi ini berdampak pada proses belajar mengajar yang jauh dari maksimal.
Meskipun demikian, para siswa tetap bersemangat, belajar di lantai dengan tikar seadanya, dan guru-guru berusaha keras agar kegiatan belajar mengajar tetap berjalan.
Menurut informasi dari warga setempat, kondisi sekolah ini sudah lama memprihatinkan tanpa adanya perhatian dari Dinas Pendidikan Kabupaten Langkat.
“Sekolah ini memiliki sekitar 60 siswa dengan hanya dua guru PNS dan empat guru honorer. Meski sulit, anak-anak tetap semangat datang ke sekolah,” ujar salah seorang warga, Selasa (12/11/2024).
Salah satu guru honorer juga menyampaikan bahwa pihak sekolah telah berulang kali mengajukan bantuan fasilitas kepada pihak berwenang melalui Musrenbang Desa dan Kecamatan, namun sampai sekarang belum ada tindak lanjut.
“Kami sudah sering mengajukan permohonan, tapi hasilnya nihil,” ungkap guru tersebut, yang tak ingin disebutkan namanya.
Ironisnya, di tengah besarnya anggaran pendidikan yang seharusnya dialokasikan untuk kebutuhan dasar seperti meja dan kursi, banyak sekolah di daerah terpencil masih mengalami kesulitan serupa.
Siswa-siswi di SDN 0574627 merasakan dampaknya, terutama saat musim hujan, di mana air sering menggenangi ruang belajar akibat atap bocor. Ketika tikar basah, mereka bahkan terpaksa belajar siang.
Kasus ini menjadi perhatian publik saat diangkat dalam debat kedua Pilkada Langkat 2024, Senin (11/11/2024) di Arya Duta Hotel Medan.
Pasangan calon nomor urut 02, Iskandar Sugito-Adli Tama Sembiring, dengan jargon “BISA,” mengkritik buruknya kondisi fasilitas sekolah seperti SDN 0574627.
Mereka menyatakan bahwa anak-anak Langkat berhak mendapatkan fasilitas yang layak dan menekankan perlunya reformasi dalam pengelolaan anggaran pendidikan di daerah tersebut.
Namun, kritik mereka menuai reaksi dari pendukung paslon nomor urut 01, Syah Afandin-Tiorita Br Surbakti, yang menudingnya sebagai upaya penyebaran kebencian atau hoaks.
Kendati demikian, Adli Tama Sembiring berkomitmen untuk memprioritaskan perbaikan fasilitas pendidikan di Langkat jika terpilih.
“Kami berjanji, fasilitas pendidikan di Langkat akan menjadi prioritas utama kami,” tegas Adli.
Iskandar Sugito menambahkan, “Pendidikan berkualitas adalah hak semua anak, tanpa kecuali.
Sudah saatnya Langkat berbenah dan memberikan yang terbaik untuk generasi masa depan kita,” katanya, disambut sorakan dukungan dari para pendukungnya.
Harapan besar masyarakat Langkat kini tertuju pada pemerintah dan para pemimpin daerah, agar anggaran pendidikan dapat dikelola dengan jujur dan transparan.
Anak-anak Indonesia, termasuk di pelosok desa, seharusnya tak perlu lagi belajar tanpa meja dan kursi, apalagi tanpa tiang bendera tempat mereka bisa menyaksikan Sang Merah Putih berkibar dengan bangga.
Tolhas Pasaribu