Hobi Menabung Do
lar? Hati-Hati Stroke, Nilai Tukar Anjlok Drastis!
| Formappel.com – Para pejabat dan elite yang gemar menabung dalam bentuk Dolar AS tampaknya harus lebih waspada.
Pasalnya, nilai tukar rupiah terhadap dolar mengalami penguatan signifikan, yang berdampak langsung pada nilai simpanan mereka dalam mata uang asing.
Beberapa waktu lalu, publik sempat dihebohkan oleh tampilan nilai tukar di Google, yang menunjukkan angka Rp8.170,65 per USD, jauh di bawah kurs resmi.
Meskipun informasi tersebut telah dikoreksi, Bank Indonesia (BI) tetap mencatat bahwa rupiah mengalami penguatan terhadap dolar.
Pada perdagangan terakhir, kurs jual rupiah berada di Rp16.340,30 per USD, sedangkan kurs beli di Rp16.177,70 per USD.
Tabungan Tergerus, Siap-Siap Pusing!
Melemahnya dolar tentu menjadi kabar buruk bagi mereka yang menyimpan kekayaannya dalam mata uang asing.
Dengan menurunnya nilai tukar dolar terhadap rupiah, jumlah simpanan mereka dalam rupiah otomatis menyusut.
Sebagai gambaran, jika seorang pejabat memiliki 100.000 USD di rekeningnya:
– Saat kurs masih Rp16.000/USD, nilai simpanannya setara dengan Rp1,6 miliar.
– Jika kurs turun menjadi Rp14.000/USD, maka nilai rupiahnya menyusut menjadi Rp1,4 miliar, alias rugi Rp200 juta dalam hitungan hari!
Seorang analis keuangan menilai bahwa kondisi ini cukup mengkhawatirkan bagi mereka yang menabung dolar untuk investasi jangka panjang.
_”Kalau mereka menyimpan dolar dengan harapan nilai tukarnya terus naik, tentu pelemahan ini bisa membuat pusing.
Kalau sampai turun drastis, bisa-bisa kena stroke!”_ ujarnya setengah bercanda.
Aset di Luar Negeri Ikut Terdampak
Tak hanya tabungan, para pejabat yang memiliki aset di luar negeri juga terkena imbas.
Properti, saham, atau investasi berbasis dolar mengalami penurunan nilai dalam rupiah.
Namun, di sisi lain, bagi masyarakat yang ingin membeli barang impor atau berinvestasi di luar negeri, momen ini justru menguntungkan, karena harga dalam rupiah menjadi lebih murah.
_”Kalau mau beli barang impor atau properti luar negeri, sekarang saat yang tepat.
Tapi bagi yang sudah punya aset dalam dolar, nilainya sedang turun,”_ ujar seorang pengamat ekonomi.
Di tengah fenomena ini, publik kembali menyoroti pentingnya transparansi dalam pelaporan harta kekayaan pejabat.
Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (**LHKPN**) harus mencantumkan aset dalam bentuk valuta asing, sehingga masyarakat bisa mengetahui sejauh mana dampak dari fluktuasi nilai tukar terhadap kekayaan pejabat.
Dengan situasi nilai tukar yang terus berfluktuasi, para pemilik tabungan dolar mungkin harus berpikir ulang sebelum menyimpan semua asetnya dalam mata uang asing. Jangan sampai berharap untung, malah buntung!




























