Wakil Ketua Koti PP Deli Serdang, Rumahnya Digeledah Tengah Malam
Deli Serdang //fornapoel.com– Pengembangan kasus pembacokan terhadap Jaksa dan staf TU Pidum Kejari Deli Serdang mengarah pada sosok mengejutkan.
Pria berinisial AFL alias Kepot, yang diketahui menjabat sebagai Wakil Ketua Koti Pemuda Pancasila Deli Serdang, diduga kuat sebagai otak pelaku dalam aksi sadis tersebut.
Tim gabungan TNI-Polri menyisir kediaman Kepot di Jalan Batu Rata, Desa Pisang, Kecamatan Bangun Purba, pada Minggu (25/5/2025) dini hari pukul 00.15 WIB.
Meski telah berulang kali diketuk oleh perangkat desa, Babinsa, dan Kapolsek, rumah tetap tertutup rapat.
Baru pada pukul 02.04 WIB, istri Kepot, Ekariwati, membuka pintu setelah didampingi adik kandung terduga.
Saat penggeledahan berlangsung, Kepot tak ditemukan di lokasi. Sang istri berdalih suaminya sedang di ladang sejak pagi dan belum kembali hingga malam.
Deretan Pejabat Hadir di Lokasi
Penggerebekan ini tak main-main. Hadir langsung:
- Dandim 0204/DS Letkol Inf Alex Sandri
- Danramil Galang, Kapolsek Galang
- Unit Intel Kodim, Babinsa, Kades dan Kadus setempat
Namun hasilnya masih nihil. Kepot diduga telah melarikan diri sejak kasus mencuat pasca kejadian pembacokan pada Sabtu siang (24/5) di kawasan ladang sawit Desa Perbaungan, Kecamatan Kotarih, Serdang Bedagai.
Korban diketahui adalah Jaksa Kejari Deli Serdang dan staf TU Pidum yang mengalami luka serius akibat serangan dua pelaku tak dikenal menggunakan sepeda motor Vario warna abu-abu.
TNI-Polri Didesak Tangkap Dalang Pembacokan
Penelusuran terhadap Kepot kini menjadi atensi publik. Status sosialnya sebagai pengurus ormas besar dan dugaan keterlibatannya dalam tindak kekerasan terhadap aparat hukum menimbulkan pertanyaan besar: siapa yang melindungi siapa?
Masyarakat mendesak aparat untuk bersikap netral dan tegas. “Jangan sampai kekuasaan ormas dijadikan tameng bagi pelaku kriminal,” ujar seorang warga yang enggan disebutkan namanya.
Pemeriksaan rumah berakhir pukul 02.30 WIB dalam kondisi aman. Namun Kepot masih buron.
Redaksi akan terus mengikuti perkembangan kasus ini. Publik berhak tahu siapa yang bermain di balik kekerasan terhadap penegak hukum.
